05 Juni 2009

Perubahan

Pagi ini, lagi-lagi aku telat bangun. Dengan masih setengah terpejam, aku berjalan gontai menuju kamar mandi. Hooooaaaaaaaammm.... tidurku semalam dipenuhi mimpi-mimpi yang tak jelas. Gambar-gambar tanpa suara, kilasan-kilasan cahaya, sampai flash back yang membingungkan. Hufth...

”Tyaaaaaaaaaa! Udah jam berapa nih? Masak sudah besar masih aja harus dibangunin sih?” suara mamaku yang nyaringnya sampai ke ujung komplek itu membawaku kembali ke alam sadar.

”Iya... iya... ma.... hemmm,” jawabku tak jelas. Pyuh... pagi-pagi udah diomelin. Cepat-cepat aku ke kamar mandi. Huuuuh... Aku paling benci diomelin. Merusak mood ajah.

Hufth... lagi-lagi aku musti melancarkan jurus mandi 5 menitku yang berharga. Ilmu sakti yang diberikan secara turun temurun selama beberapa generasi. Hahaha, tawaku dalam hati.

Setelah mandi, aku langsung sarapan pagi. Benar-benar pagi yang sangat biasa. Padahal, aku sudah telat! Maunya sih, pergi tanpa sarapan. Tapi, apa daya ingin tak sampai. Si mama, takkan rela membiarkan anaknya sekolah tanpa makan. Peraturan yang aneh...

Hufth.... lagi-lagi aku menghela nafas. Wew! Padahal masih pagi, tapi aku kayaknya sudah menghela napas berpuluh-puluh kali. Layaknya diberikan beban berton-ton di pundak. Padahal, hal-hal yang kukerjakan hanyalah hal-hal remeh seperti biasanya. Apa sih, yang kulakukan? Tauk ah, pagi-pagi malas mikir!

Sekarang aku sudah ada di depan sekolah. Aku berhenti sejenak untuk menghela napas *lagi* dan memandangi gedung didepanku. Biasa saja, pikirku. Tak ada yang aneh, tak ada yang istimewa.

SEMUANYA BIASA-BIASA SAJA

ARRGGHHH!!!! @$%#

AKU BOSAAAAAAAAAAAANNNNNN!!!!

Setelah puas berteriak dalam hati, aku pun melangkahkan kaki menuju kelas. Tentunya, dengan menghela napas terlebih dahulu. Tak lama, bel berdentang menandakan pelajaran akan segera dimulai. Seperti biasa, mendengarkan lagu kebangsaan, doa bersama, dan ceramah membangun motivasi dari wai kelas.

Ngantuk! Pelajaran dimulai seperti biasa... mendengarkan guru menjelaskan, ngerjain tugas, begosip sama teman, pokoknya melakukan hal-hal yang semestinya-lah.

”Tetttt... tetttt...tetttt...” bel istirahat berbunyi. Hal yang ditunggu oleh seluruh siswa. Termasuk aku tentunya!

”Ayo makaaaaaaannnnnn,” teriakku bersemangat. Berharap akan terjadi sesuatu yang sedikit ’berbeda’.

Sayang, harapan tinggallah harapan. Tak ada yang terjadi. Makanan di kantin pun, itu-itu aja. Yahhh... kecewa deh. Padahal aku kan juga pengen sesekali mengalami hal-hal yang sedikit berbeda dari biasanya. Bukan kehidupan yang monoton seperti ini. Lagi-lagi aku mengeluh dalam hati.

Setelah melewati hari yang melelahkan di sekolah, aku pulang kerumah. Seperti biasa, pulang sekolah langsung makan siang, nonton, santai-santai, mandi, solat, makan malam, ’belajar’ *siapin buku*, dan hal-hal remeh temeh lainnya.
Hufth... Kenapa sih??? Tanyaku dalam hati tanpa bermaksud menjawabnya. Tapi, otakku yang tak mampu ini berusaha untuk menjawabnya dan malahan mengeluarkan jawaban yang terasa sangat abstrak. Seperti memecahkan sudoku. Tapi, bukankah kehidupan adalah teka-teki terumit yang diciptakan oleh semesta? Hemm... Mungkin juga yah, pikirku sambil mengangguk-anggukkan kepala. Kalau ada orang yang memperhatikanku saat ini, mungkin aku dikira orang gila. Ngangguk-ngangguk sendiri, cengar-cengir, mukul-mukul meja, ngeringis sendiri, sampe’ menggelengkan kepala layaknya orang depresi.

Aku asik bermain dengan pikiranku sendiri. Memikirkan berbagai solusi, beberapa kemungkinan, dan memperdebatkannya di otakku. Rasanya, seperti berusaha untuk memecahkan labirin waktu. Dimana tak diketahui kapan awal dan akhirnya.

Apa sih, yang membuatku sedemikian bosannya? Hemm... Setelah mengalami proses pemikiran yang sedemikian lamanya, akhirnya aku mendapatkan bebberapa kemungkinan. Pertama, aku belum menginginkan sesuatu yang sangat kuinginkan. ’Sesuatu’ itu, secara pasti belum kuketahui. Yang jelas ada dan pasti. Kemungkinan kedua, aku kurang bersemangat dalam menjalani hidup. Nah, tugasku sekarang ini adalah mencari ’hal’ yang membuatku bersemangat itu. Hal terakhir yang terpikirkan otakku adalah mungkin ada yang salah dari caraku memandang kehidupan.

Okeh, sekarang aku akan terus mancari dan mencari hal-hal yang akan ’kucari’ mulai sekarang. Hufth... Kurasa aku sudah mulai mendapatkan hal ’berbeda’ yang kumaksud.


***

Jaka Tarub versi aku

Jaka Tarub pergi ke hutan untuk berburu dan mencari kayu bakar. Ketika ia sedang mengintai hewan buruannya, tak sengaja ia mendengar suara riuh rendah gadis-gadis bercanda. Jaka Tarub ketakutan. Dengan hati-hati ia mendatangi sumber suara. Alangkah terkejutnya Jaka Tarub! Di hadapannya tampaklah 7 gadis cantik sedang mandi dan bercanda deengan gembiranya di telaga yang jernih.

Tak jauh dari tempat dimana Jaka Tarub mengintip 7 gadis cantik itu, tergeletak 7 selendang yang indah dengan warna-warna yang indah pula. Jaka Tarub penasaran. Perlahan-lahan ia mendekati selendang tersebut. Jaka tarub mengambil ketujuh selendang itu. Entah ide apa yang melintas di kepala Jaka Tarub. Ia segera berlari menuju kerumahnya dan menitipkan selendang-selendang itu kepada Mak Rhos.

Sementara di hutan, para bidadari masih asik bercengkrama. Pada saat petang tiba, saat dimana mereka harus kembali ke khayangan, alangkah terkejutnya mereka! Selendang-selandang mereka telah lenyap.Tanpa selendang-selendang itu, mereka tidak bisa kembali ke khayangan. Dengan panik, mereka mencari dan terus mencari... Tapi, hasilnya tetap nihil.

Dengan putus asa, mereka masuk ke area pedesaan dan berpencar ke segala arah. Dengan bermodalkan kecantikan dan kepintaran mereka, tentu tak sulit mencari pekerjaan. Ada yang menjadi pelayan warung kelontong, warung makan, tukang jamu, dll. Merekapun akhirnya mencoba untuk membiasakan diri menjadi layaknya manusia biasa.

Ada seorang pria yang menarik perhatian dan membuat mereka penasaran. Pria itu tidak pernah tertarik oleh kecantikan mereka. Padahal, baru beberapa bulan tinggal di desa itu, mereka telah menjadi kembang desa. Bahkan, pemuda-pemuda dari desa seberang tak jarang sengaja datang untuk melamar salah satu dari mereka. Tapi, kenapa pria itu tak pernah melirik salah satu dari mereka??? Siapakah pria itu? Ternyata, Pria itu adalah Jaka Tarub. Orang yang tanpa sepengetahuan mereka, adalah si penyebab dari segala bencana mereka.

Hingga beberapa bulan kemudian, Jaka Tarub menanyakan perihal selendang-selendang itu kepada Mak Rhos. Ia meminta kepada Mak Rhos untuk membuatkan gaun dengan menggunakan selendang-selendang yang pernah ia titipkan dulu. Jaka Tarub selama ini ternyata diam-diam mencintai seorang gadis. Ia ingin melamarnya dan memberikan gaun itu di tengah acara adat yang setiap tahun selalu diadakan. Di depan semua orang, ia akan tunjukkan siapa gadis yang dipujanya. Ia yakin, dengan ketampanannya ia tak mungkin ditolak. Gaun yang dibuatkan oleh Mak Rhos sangat indah. Perpaduan dari ketujuh selendang yang berbeda warnanya itu, membuat gaun itu berkilau tertimpa cahaya. merah, jingga, kuning, hijau, biru, nilla, dan ungu adalah perpaduan yang sangat kontras yang tak disangka, menjadikan gaun itu terlihat tidak biasa.

Setiba waktu acara adat, ditengah keramaian, Jaka Tarub berteriak memanggil sebuah nama. Semua mata tertuju kepadanya. Lalu, seorang gadis yang diteriaki namanya mendatangi Jaka Tarub. Ia adalah Ayu, seorang gadis yang biasa-biasa saja. Para bidadari tidak menyangka, bahwa gadis seperti itu yang dipilih Jaka Tarub. Ternyata tanpa mereka sadari, rasa penasaran mereka telah berubah menjadi cinta. Merekapun menjadi murka. Apalagi, saat melihat gaun yang diberikan kepada Ayu adalah potongan dari selendang-selendang mereka. Rasa benci dan cinta membakar hati mereka.
Ayu yang tidak tau apa-apa, terbang ke angkasa setelah mengenakan gaun itu.

Sebelumnya, Ayu meminta maaf kapada Jaka Tarub, karena ia idak bisa menerima cintanya dan pergi meninggalkan Jaka Tarub. Jaka Tarub terpuruk oleh kekecewaan. Sedangkan para bidadari, dengan sisa kekuatan yang mereka punya, mengutuk Jaka tarub agar terbunuh karena air matanya. Gerimis pun mengiringi kepergian Jaka Tarub sebagai cerminan perasaannya. Dan raga para bidadari itu menghilang karena mereka telah menggunakan sisa kekuatan mereka. Raga para bidadari yang menghilang itu berubah menjadi pelangi yang sangat indah untuk menghentikan gerimis.

Itulah sebabnya, setiap berhentinya gerimis akan disambut oleh kemunculan pelangi. Mejikuhibiniu: MErah, JIngga, KUning, HIjau, BIru, NIla, dan UNgu.

18 April 2009

Wewewew

Wew..
Gak terasa iah, waktu terus bejalan, hari teruz bganti, bulan teruz brubah, tapi aq koq gk gemuk2 iah? *lho?* hehehe..
Bener2 gak kerasa' cuy.. Perasaan, bru2 aja masug es-em-aa. Eh, rupax udah jalan setaonan. Ckckck... Bner2 gk kerasa'.. Waktu tuh, gak bkal mao nunggu kita. So, qt yg musti ngimbangin waktu. Waktuuu! Waiting por me! Aduh2, cpet bnget seh.. Wewewew.. Cpe' neh ngejar.. ^_^

Udah lama' bgt neh, kada' posting2. Ho2. Bisnya, rasanya akhir2 neh males banged.. Udah pulang dari skul tuh, dari pagi sampe' sore, dikasi bnyak tugas pula. Btul2.. Haha.. Dinikmatin ajah lah. Gila aq neh gak lama..

Hari2 kuisi belajar, buat kue', ngegame, bca' nopel, nulis, ngegosip *gsipin dri sendiri*, makan, nonton, tidurrr. Wew, nikmatin idup bnget lah. Hahai..

Walo gitu, aq teteup konsist koq. Belajar juga' teteup duonkz *sok2an*. Kan, idup musti propesional. Yah, sesuai ma tuntutan propesi lah. Pelajar yah belajar. Dalam kmusQ, kalo' stengah2 mending gak usah. Gak bkalan dpet apa2. Rugi besar dong. Walo, kadang juga' datang si males. Rasa'nya, beraaat bnget. Tapi, yah ituh. TUNTUTAN PROPESI! Yah, nikmatin aja lah *again*. Hidup tuh nyantai aja, nikmatin, tapi tetep konsist.

Tauk yah, akhir2 neh aq lagi rajin2x buat kue'. Hohoho.. Tanya' resep sanah sinih, suruh orang serumah ngicip2. Sampe2' q bwa' ke skul, nyuruh anak2 sekelas ngicipin. Bisnya, orang serumah pada kabur sieh kalo' dsuruh ngicip2. Pdahal, kue'Q enak koq.. *mbela diri*. Ho2.. Sekarang iah, kalo' ke gramed, selaen intip2 bku psiko, q juga' mojok di tempat bku2 resep nyatet resep kue' yg gampang+murah. Hihihi.. Mao beli, bkunya mahal seh.. Gian, dri satu bku, cuma' 1-2 resep aja yg menarik ati. Rugi dunk.. Ho2..

Kalo' ada yg punya resep kue' yg mudah+murah, bagi2 dunk cuy.. Yayayah???

Hohoho..

04 Februari 2009

Aku Untuk Negeriku

Aku untuk negeriku...

Yah, memang.. Kata diatas itu terdengar sangat-sangat-sangat klise. Bahkan terdengar mengada-ngada. Seorang-remajA-SMA-biasa memangnya bisa memberikan apa untuk negerinya??? Konyol! Yah, itulah realita... Pandangan masyarakat memang udah begitu dari jamannya majapahit sampai sekarang. 'Anak kecil emang bisa apa? Malah merepotkan saja kerjanya! Udah sanah, gak usah ikut-ikut and sok tau!'

hemm.. Apakah saya sebagai remaja-SMA-biasa ini bisa mengubah pandangan masyarakat yang sudah mengakar ini? Entahlah... Selagi saya menulis artikel ini, sebenarnya saya sendiri juga bingung. Guna saya bagi negeri tercinta ini memangnya apa? Hehehe...

Tapi, sebagai anak bangsa saya pastinya memiliki angan-angan yang sangat-sangat tinggi untuk negeri tercinta ini. Memang, sampai saat ini semua itu hanyalah angan-angan belaka. Mungkinkah bisa untuk saya wujudkan? Hemmm... Biarlah waktu yang akan menjawabnya.

Saya suka sekali nulis. Saya ingin banget bisa menulis artikel mengenai Indonesia serta kekayaan dan keragaman budayanya juga menyebarkan artikel itu untuk dibaca ke seluruh manusia yang ada di bumi dan kalo' bisa juga makhluk planet lain. Hehehe... *ngayal banget*. Di artikel itu pokoknya saya bakal mempromosikan negeri kita ini bak sales profesional.

Kita lihat saja, hutan-hutan Indonesia merupakan paru-paru dunia. Sehingga udaranya masih lumayan segar dan tidak pekat karena polusi seperti di negara-negara lain. Apalagi di daerah pedesaan, udaranya lebih segar lagi. Cocok banget dijadikan tempat beristirahat dan tempat dimana kita mendapatkan ketenangan. Keindahan-keindahan alamnya juga sangat menakjubkan. Laut, air terjun, pegunungan, dll. Apalagi, masyarakat di Indonesia itu terdiri dari berbagai macam suku. Tentunya setiap suku itu memiliki ciri khas masing-masing. Dari segi bahasa dan budaya sangatlah beragam. Nah, hal-hal seperti itu merupakan kekayaan yang jarang dimiliki oleh negara-negara lain yang cenderung homogen.

Dan dalam hal ini, semua oknum pastinya harus ikut andil untuk merubah citra negeri ini. Negara yang selama ini dipandang sebagai biang kerusuhan dan dipenuhi tikus berdasi ini harus dikonfrontasi ulang. Masyarakat yang tidak tertib dan tidak peduli terhadap sekitar harus disadarkan. Yah, pokoknya kita harus saling bekerjasama untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Andai semua orang sadar akan peran masing-masing dan melakukannya dengan sebaik-baiknya dan semua saling mendukung. Niscaya, terciptalah Indonesia yang baru, negara Indonesia yang damai dan indah. Dijamin, para investor tidak akan berfikir lagi jika ingin menanamkan modalnya dan para turis berdatangan. Hal ini akan menaikkan visa negara. Dan bisa ditebak, tak ada lagi kemiskinan, kejahatan, dll.

Oh,,, indahnya negeriku!!!



This Mix is designed by sukkiang