18 Desember 2008

Ini aku…

Lihatlah, penampakanku sekarang ini…
Lihatlah dengan hatimu...
Dapatkah kau baca sinar kepedihan yang terpancar dari wajahku???
Aku sekarang berada pada suatu kondisi yang semakin lama semakin membuatku terpuruk.
Sekarang, aku sedang merasakan suatu perasaan yang sepantasnya belum kudapatkan!
Aku belum kuat untuk merasakan ini...
Perasaan ini...
Membuat jiwaku yang masih labil ini, merasa takut...
Takut akan kehilangan...
Yah...
Apa aku memang pantas? Pantas menerima perlakuan ini?
Perlakuan yang membuatku shock!
Memang...
Patah hati tidak membuat kehidupanku berubah...
Tapi, bisa membuat diriku berubah...
Berubah dengan mudah...
Entah menjadi semakin baik atau malahan sebaliknya!
Maaf...
Maaf...
Maaf...
Sejuta kata maaf kulontarkan...
Tapi, siapa yang mengerti?
Adakah yang mengerti?
Bahkan... kalian yang membaca ini mungkin berfikir aku sudah gila!!!
Gila karena cinta...
Cinta???
Sesuatu yang abstrak yang bahkan belum ada seorangpun dapat mendefinisikannya dengan benar. Dapat dirasa, tapi tak dapat kau lihat! Bagaimana wujudnya??? Bagaimana rupanya??? Apa kalian tau rasa dari cinta??? Manis? Pahit? Tau tidak?
Aku adalah gadis bodoh yang terlalu bodoh dalam hal mencintai. Aku dibodoh-bodohi oleh cinta. DeFinisi cinta dalam hatiku sering berubah-ubah. Terkadang, cinta kukatan sebagai hidupku, diwaktu lain bahkan kukatakan cinta sebagai racun yang bisa membunuhku!
Hidup ini ternyata tidak mudah.
Bahkan aku hampir kalah oleh suatu ’rasa’ yang tidak jelas itu...
Tapi, aku tidak mau hidupku berakhir sia-sia tanpa kebahagiaan...
Tanpa harapan...
Tanpa kenangan...
Aku harus kuat!
Cukup seminggu aku terpuruk dalam keadaan ini!
Aku seorang gadis yang terlalu naif!!!
’inilah seni dalam hidup’ kata seorang teman yang sudah makan asam garam kehidupan saat kuberitahukan’rasa’ ini.
Hahaha...
Aku hanya tertawa hampa mendengar penuturannya...
Tawaku nyaris seperti tawa orang yang tidak waras.
Tapi, sepertinya memang benar...
Kalau begitu, aku akan membuat hidupku bagaikan seni abstrak!!!
Seni yang terlalu berharga untuk dapat dimengerti oleh sembarang orang...
Yah...
Akan kukuatkan diriku...
Demi diriku...
Dem hidupku...
Dan demi orang yang mencintaiku...

Apa Sih Mauku???

Hidupku terasa hampa…

Aku merasa ada kekosongan dalam diriku yang aku sendiri tidak tau apa itu. Aku tidak tertawa bila orang lain tertawa. Aku jarang merasa sedih. Aku tidak menangis saat orang lain menangis. Aku tidak kecewa saat orang lain kecewa. Aku jarang sekali merasakan sesuatu yang biasa orang alami. Aku selalu tenang…

Aku iri dengan mereka… kenapa sih, mereka bisa merasakan bahagia? merasakan kesedihan? Merasakan kekecewaan? Merasakan sesuatu yang membuat hidup mereka penuh warna? Kenapa aku tidak bisa merasakannya??? Kenapa hanya aku??? Benakku dipenuhi banyak sekali tanda tanya.

Sepertinya, ada sesuatu yang hilang dari diriku yang aku sendiri tidak tau itu apa. Dan semua orang memilikinya. Dan hal itu membuatku benci pada diriku sendiri. Aku iri!!! Teriak batinku...

Teman-temanku suka berkomentar tentang diriku.

“Kamu tuh orangnya cool banget yah? Gak kayak cewek-cewek biasanya.” Komentar Rico sepintas lalu.

“Bo’ong yah? Masak belum pernah pacaran sih. Gak mungkin banget deh.” Kata Lena saat dia bertanya tentang pacarku.

“Kamu perfect banget! Udah pinter, cantik lagi. Bikin iri ajah, hehehe.” Rika berkata sambil tertawa tulus yang membuatku iri.

Masih banyak lagi komentar teman-temanku tentang diriku. Dan aku selalu meresponnya dengan senyum tipis yang dipaksakan. Atau, kalau gak begitu aku meresponnya dengan berkata: ‘Ah, gak gitu-gitu amat deh. Hehehe...’ atau, ‘bisa aja...’ dan aku pasti melakukannya dengan terpaksa. Untung saja tidak pernah ada yang menyadari bahwa aku meresponnya dengan terpaksa.

Aku tidak pernah tertawa ataupun merespon cerita orang lain dengan tulus. Bukannya kenapa, aku selalu menganggap cerita orang lain biasa saja. Aku menganggap mereka terlalu melebih-lebihkan apa yang terjadi. Jadi, jika mereka bercerita denganku aku akan pura-pura tertarik.

Mereka juga suka curhat denganku. Aku pura-pura tertawa saat mereka tertawa, pura-pura ikut merasa sedih saat mereka sedih, pokoknya selalu begitu. Kepura-puraanku itu tidak pernah mereka sadari. Bukannya aku munafik atau apa. Aku hanya merasa tidak enak dengan mereka. Tidak salah kan, berpura-pura untuk kesenangan seseorang???

Kalau aku meresponnya seperti apa yang aku pkirkan pasti jawabanku hanya sekadar ‘oh..’ atau, ‘gak usah berlebihan deh, cuma berantem doang.’ Hanya itu responku, dan memang hanya itulah respon yang muncul di kepelaku saat mereka menceritakan masalah mereka. Bisa-bisa aku tidak akan disukai karena terkesan sombong dan angkuh.

Saat mendapat ranking di kelas pun aku tidak pernah merasakan rasa senang yang berlebihan, biasa-biasa saja. Aku pernah ditembak cowok, dan perasaanku tidak berbunga-bunga seperti teman-temanku yang lainnya. Biasa ajah... Perekonomian keluargaku memang tidak kaya-kaya amat, tapi masih bisa dikatakan berlebih lah. Lalu, apa sih yang kurang pada diriku??? Bukannya aku tidak bersyukur. Teman-temanku juga keadaannya sama denganku. Tapi, kenapa mereka bisa terlihat begitu bahagia? Kenapa???

Aku juga tidak memiliki teman yang bisa kuajak bicara tentang apa yang kurasakan saat ini. Mengenai perasaanku yang tidak bisa kujelaskan dengan kata-kata, merasakan kekosongan yang membuatku bingung, ataupun hanya sekedar mendengarkan curhatanku. Bukannya aku termasuk golongan anak kuper yang tidak dikenal orang. Aku punya banyak teman. Tapi, bukan teman yang bisa diajak berbagi. Tidak tau kenapa, aku tidak memiliki teman dekat seperti layaknya remaja seusiaku. Bagaimanapun juga, aku inih kan hanya siswi SMA biasa. Ingin seperti teman-temanku yang lainnya. Mungkin, aku yang selalu menutup diri sehingga orang lain enggan medekatiku. Entahlah…

Aku jadi teringat kejadian pagi tadi. Tadi, aku sempat ngobrol sebentar dengan Rena sebelum bel masuk.

‘Kamu pembohong.’ Katanya dengan santai, seakan yang dikatakannya adalah hal yang biasa.

‘Hah??? Maksud kamu apa?.’ Aku terkejut mendengar kata-katanya.

‘Kamu pembohong besar!’ Rena memandangiku, masih dengan ekspresi yang sama.

‘Apaan sih? Gak ngerti deh.’ Kataku sambil garuk-garuk kepala.

‘Udahlah, gak usah pura-pura. Kamu orangnya tidak pernah tulus, penuh dengan kepura-puraan. Tapi, kamu tidak mau mengakuinya. Bahkan, dengan diri kamu sendiri kamu tidak mau jujur. Bukankah, itu sama saja dengan pembohong besar???’ katanya, dengan pandangan yang sulit diartikan. Pandangannya iba, tapi tajam seperti ingin marah.

Aku terdiam mendengar kata-katanya yang pas menancap ke ulu hatiku.

‘Besok, kamu bisa cerita ke aku. Pikirkanlah...’ katanya, lalu pergi begitu saja.

Aku terpaku di depan pintu kelas, bingung. Kenapa dia tau???

Kata-katanya, masih terngiang-ngiang di kepalaku. Aku bingung… Apa aku separah itu??? Apa aku memang begitu??? Apakah semuanya terlihat jelas dari wajahku??? Sepertinya, aku tidak bakal bisa menjawab pertanyaanku ini sendiri. Aku butuh seseorang…

Esoknya…

“Ren.. Aku…” belum sempat aku menyelesaikan kata-kataku, tanganku sudah ditarik Rena.

“Dikantin aja. Supaya lebih enak ngomongnya…” katanya, sambil menarikku menuju kantin.

Aku hanya diam dan mengikutinya sambil memikirkan kata-kata apa yang akan kukatakan supaya dia mengerti.
“Disana aja, supaya kita lebih leluasa ngomongnya.” Katanya lagi, sambil menunjuk pojokan yang agak sepi. Aku diam sambil mengangguk dan mengikutinya…

“A A ku bingung mulai dari mana.” Kataku tergagap-gagap.

“Ceritakan saja... Gak usah mikirin aku ngerti atau enggak. Biarkan semuanaya mengalir dan yang terpenting kamu harus jujur.”

“Kamu janji yah, rahasiain semua inih.”

“Aku, janji.” Katanya, sambil mengacungkan dua jarinya.

Entah kenapa, aku percaya sama dia. Awalnya, terasa sulit menceritakan ini semua. Karena Sebelumnya, aku belum pernah curhat sebebas ini, sejujur ini... Tentang kegundahan hatiku, kebingungan, perasaanku, dan segala hal lainnya. Lena memang pendengar yang sangat baik. Tidak pernah menyelaku sekalipun, selalu mendengarkan dengan mata yang penuh semangat disertai komentar-komentar kecil yang malahan menambah semangatku. Setelah puas menceritakan segala unek-unek yang mengumpul dihatiku, aku merasakan suatu perasaan yang belum pernah kurasakan sebelummnya. Perasaan, yang membuat hatiku hangat.

“Aku sekarang mengerti apa yang sedang kamu rasain... aku juga tau sesuatu yang membuat kamu jadi kayak gini.”

“Apa???.” Tanyaku, penasaran.

“Ehem! Begini... Kamu belum pernah ngerasain yang namanya cinta! Yah, ituh dia yang jadi masalah buat kamu!” katanya, dengan antusias.

“Aku gak ngerti maksud kamu. Memangnya, ada hubungannya yah?’ tanyaku bingung.

“Ginih, aku jelasin. Cinta itu adalah dasar dari kebahagiaan semua hal. Bahkan, kita ini hidup karena cinta.... Cinta Allah ke makhluknya. Kita sekarang bertahan karena cinta ortu ke kita. Dan satu yang belum kamu dapatkan, Cinta kamu ke diri sendiri. Itu, yang bikin kamu gak bahagia... Cinta ituh adalah sesuatu yang simple banget. Kamu bisa merasakannya kapan aja, dimana aja... kamu gak usah mikir jauh-jauh tentang cinta. Mulailah dengan mencintai diri kamu dulu. Itu adalah satu hal yang terpenting.”

Setelah itu, aku sadar... ternyata kekuatan cinta sangat besar...

***

10 hal Tentang penulis:

1. Aku tuh biasa-biasa ajah... seorang gadis remaja SMA yang lagi masa-masanya nyari
jati diri *chui’*. Anak pertama dari 3 sodara... cewek semua pula... memimpikan punya kakak cowok yang keren... *khayalan tingkat tinggi, nyam-nyam-nyam* lahir di Tarakan *yang katanya kayak litel singapore* ,13 juni 1993. Syerem khan?... tanggal 13 gituh. Pernah lho, pas aku ultah taon kemaren tuh hari jum’at kliwon tanggal 13 pula... ekstrim bo! kata mamaku, aku lahir jam 12 kurang 2 menitan aja. Pantesan, aku penakut! *lha? Mang ada hubungannya yah?*

2. Akuh suka banget ma sastraaaaaaaaaa. Oh tidak, topang akuh, topang! *lebay!* sastra is my life. Gak tau sejak kapan aku sukanya. Yang jelas, dari dulu aku suka banget baca buku. Dari kecil dah suka banget. Dari bobo, komik, teenlit, sampe sastra-sastra berat aku suka. Dari nopel-nopelnya radityadika *yang bikin aku jadi stres ginih* sampe laskar pelangi *bikin aku tambah ngaco,* and buku-bukunya habiburahman *yang bikin aku ngidam ke kairo truz ketemu ma fahri and azzam, hemmm*. Novel-novel saduran juga suka’. Kayak dan brown, JK Rowling, Aku sukaaaa!!! Kya-kya-kya...

3. Sekarang, aku lagi sekul di SMA N 1 Tarakan. End ge gregetan-banget-ma-mading-skulQ. Madingnya gak aktip2 banget c... Cuma’ yang bag pengumuman2 aja yang up to date. Yang bag karya2 anak2 jarang ganti. Sampe-sampe, aku ikut seleksi OSIS Cuma ngincer bag pengurus madingnya ituh *gak keren banget yah*. Pas ituh Ada 3 tahap seleksi, seleksi yang 1 and 2 lancarrr. Lha’ yang ke 3 aku lupa ikut! Gak bisa lolos deh... Dudulnya... hehehe...

4. Di sekul, aku ikut ekskul pemrograman and fisika... pelajaran di kelas aja, udah bikin aku gila... ikut 2 ekskul ituh, tambah bikin aku stresss. Pie, gak papalah hobi sih *nyengir...*

5. Aku paling suka pelajaran fisika, matematika, and kadang-kadang suka juga bahasa indonesia. Aku paling gak suka pelajaran yang banyak hapalannya. Guru idolaku, Ibu Ritna!!! Ibu ritna ngajar PKN walo-aku-gak-suka-pelajarannya-alnya-banyak-hapalannya, aku tetep ngepens ma ibu!!! Alnya, setiap kata yang keluar dari ibu ituh ’ilmu’. Kata-katanya tuh bikin kita termotivasi gituh... *maklum...guru BK...* jadi semangat nih, buat berkarya mumpung masih remaja! Kapan lagi, hayo kita berprestasi kalo’ gak sekarang??? Mumpung masih SMA. Yo’a gak???

6. SifatQ gimana yah... pertama, gak suka marah, Rajin menabung, baik hati, suka menolong, hahaha... keluar dah nih si narsis! Yang jelas, aku suka tantangan dalam hidup. Cepet bosenan, plin-plan tapi kadang-kadang konsisten juga koq *membela diri*. Jeleknya aku, moody gituh... he...

7. Aku orangnya gak begitu terobsesi ma sesuatu. Hidupku gak begitu teratur and terencana kayak orang-orang pada umumnya yang punya jadwal buat ini-itu. Aku gak bisa hidup model kayak gituh *bisa-bisa jadi stres beneran*. aku cinta ma kebebasan and bertindak sesuai keinginan hati. Hidupku, ngalir gituuh aja... kayak air, selalu berusaha buat menyesuain diri di manapun. Tapi yang jelas, aku punya prinsip. Jadinya, gak mudah tecemar ama minyak. Yang jelek-jelek, aku filter lah...

8. Hobiku, nulis... nulis bikin aku jadi jujur ma diri sendiri. Pokoknya, efeknya besar banget lha ma idupQ. Aku mulai nulis dari SMP. Dulu, pas SD aku benci-banget-nget-nget nulis. Kalo’ dsuruh ngarang, pasti kalo’ gak cita2Q yah liburanQ. Gak tau napa, sekarang jadi suka-banget-nget-nget-nget nulis. Emang, waktu ituh bisa ngubah segalanya...

9. Hal yang paling aku suka kalo’ di sekul ituh *yang-jelas-bukan-belajar* begosip ria ma frend-frend ku yang gokilz abizzz. Jangan suuzan dulu,,, kami gak suka ngegosipin orang koq *kadang-kadang aja sih, he...*. kami tuh suka ngegosipin diri sendiri. Jujur-jujuran masalah sifat masing-masing. Kami suka’ banget membicarakan segala hal. Dari yang gak penting kayak bedebat bulu mata siapa yang paling panjang sampe’ masalah berat kayak makna hidup, cinta, dsb...

10. Temen-temen deketQ *Bukan genk yo... bukan-kami-banget-gituh*.

1. Mayank *netral girl* :
Mayank tuh temen yang paling mengerti aku. Hikz... *jadi terharu* dia bisa ngerti siapa aja and bisa nempatin diri dimana aja. Best prend lah!

2. Ukhti Tea *religius girl* :
Tea orangnya yang paling tenang and paling dewasa dari kami *terkadang...*. Tapi jangan tertipu ma tampilan luarnya... aslinya Tea, hiperbola and gokilzzz abiezzz... sebentar aja ngobrol ma dia, bikin aku sakit perut! *alnya, ketawa mulu’ sih* Dia yang ngajari aku voceb baru dari bahasa-bahasa Arab. Dikit-dikit, aku tau bahasa Arab juga loh! *bangga* Kayak: la = tidak, wa = dan, isbir = sabar, suuzan = prasangka buruk, ehmm... palagi yah? Kayaknya ituh aja deh. Hehehe...

3. Poetri *narzis girl* :
obsesinya gede’ bangeeet. Pokoknya, apa yang dia ingin, pasti dia usahain habis-habisan. Ada baeknya juga sih. Penyakitnya yang paling akut *stadium 4* tuh narzisss abis! Jangan deket-deket, ntar ketularan! Waspadalah!!!

4. Ardy *sport guy* : ardy inih, satu-satunya sohib deket yang cowok. Dia asli temen lho. Gak ada yang laen-laen. Sekarang dia ada di Jakarta… demi cita-citanya jadi atlet bultang, dia hijrah ke sana. Hikz.. dia udah kayak kakak ndiri gituh. Suka’ nasehatin-nasehatin akuh gituh. Sekarang, dah jarang kontek2an *kadang2 aja*. Khan, sibuk ma kegiatan masing-masing..

Masih banyak yang laen koq kayak muza, amy, hilda, ully. Yang jelas, aku suka’ temenan ma siapa aja. Q bukan tipe2 orang yang suka’ pilih-pilih temend. Tapi, buat jadi ’deket’ pilih-pilih lah... kita tuh, musti pinter-pinter milih. Kalo’ gak, bakalan kejerumus ma hal-hal yang negatif. Stuju gak?

Gak tau mulainya dari siapa, para blogger pada maenan kayak gini.

Peraturannya:
1. Semua blogger harus mem-post aturan ini.
2. Semua blogger harus menulis 10 tentang dirinya atau kebiasaan mereka.
3. Blogger yang ditunjuk harus mem-post tulisan tersebut dalam blognya, dan selanjutnya memilih 10 orang untuk melakukan hal yang sama.
4. Beritahu blogger yang Anda tunjuk bahwa mereka telah terpilih, dan minta mereka mengunjungi blog Anda.

Aku tunjuk:
1. mayank
2. putri
3. dedew
4. restu
5. tea

12 Desember 2008

Hidup...

Hidup itu, seperti
matematika..

Terserah...

Kamu mau memilih jalan rumit,
atau jalan pintas...

*tentu kamu mengerti maksudku*

Jika kamu memilih jalan rumit...

Niscaya...

Kamu akan mengerti akan
Makna hidup yang sebenarnya...

Jika kamu memilih jalan pintas...

Mungkin ya...

Mungkin tidak...

Itu semua, tergantung dari kamu...

Bagaimana kamu mengawalinya...

Menjalaninya...

Menghadapinya...

Dan mengakhirinya...



This Mix is designed by sukkiang