07 Oktober 2008

Menghafal vs Berfikir *Pemikiran seorang anak manusia yg sangat-sulit-sekali-menghapal.*

Kenapa yah, sistem pendidikan selalu mementikan pengetahuan yg hanya bersifat 'Hafalan'? Jarang sekali ada yang menerapkan sistem pendidikan yang bersifat 'Berfikir'.

Kita lihat saja, pelajaran kita disekolah. Seperti Geografi, Ekonomi, Sejarah, Biologi, dll. Semuanya, bersifat 'Hafalan'. Hanya beberapa yang bersifat 'Berfikir'. seperti Matematika dan Fisika. Itupun, tetap ada unsur hafalannya *rumus* walupun tidak banyak.

Bagaimana bangsa kita mau berkembang kalau selalu memprioritaskan kemampuan seseorang dalam menghafal?

Proses pendidikan seharusnya ditujukan untuk merangsang seseorang tumbuh menjadi pemikir yang andal, bukan sekedar penghafal fakta.

Pendidikan di sekolah itu kan, bertujuan untuk membekali ilmu untuk kehidupan kelak. Memangnya, jika kita mengalami problem dalam kehidupan apakah jawabannya itu sudah tertera dalam buku? Sehingga kita musti menghafal isi buku tersebut, jika ingin semua problem dalam hidup kita teratasi.

Tidak begitu bukan???

Kita harus menyelesaikan problem kehidupan kita dengan 'Berfikir'. Allah telah memberikan manusia otak yg luar biasa canggih. Otak yg seharusnya digunakan sebagai alat berfikir ternyata hanya digunakan sebagai mesin fotokopi.


"Saya lebih baik menggunakan otak saya untuk berfikir. Saya tidak pernah menggunakan otak saya untuk mengingat hal yg dapat saya temukan jawabannya di buku atau di ensiklopedia."

Albert Einstein


Bahkan, Albert Einstein saja setuju dengan itu.

Apalagi, manusia ituh khan masing-masing diberikan kelebihan dan kekurangan. Ada yg bisa menghafal dengan mudah, ada yg tidak. Nah, kalo' yg mudah menghapal sc gak da masalah dengan sistem seperti ini. Lalu, bagaimana dengan yang sulit menghapal?

Saya ini termasuk dalam tipe yang sulit menghafal. Suatu ketika, saya pernah terheran-heran ketika melihat teman saya menghafal. Saya, jungkir-balik *sok hiperbola* menghafal satu paragraf yang lumayan panjang. Temen saya, dalam hitungan menit sudah menghafal paragraf itu dengan mudah.

Makanya, saya sangat suka dgn pelajaran Matematika dan Fisika. Walaupun menggunakan rumus yang juga perlu dihafal. Tp, tidak begitu banyak. 2 pelajran ini juga membutuhkan pemahaman dan pemikiran. Dalam mencari jawaban juga tidak musti sama dengan cara yg di buku. Banyak cara bisa kita gunakan. Saya terkadang malah membuat rumus sendiri atau berfikir hanya dengan logika jika saya lupa rumusnya. Yang penting, jawabannya khan benar.

Tapi, walaupun lumayan menguasai 2 pelajaran itu. Belum tentu membuat semua nilai di rapor saya baek. Jadi, mau tidak mau saya selalu berusaha menghafal untuk mendapatkan nilai di pelajaran lainnya. Dan hasilnya, Alhamdulillah standard dalam artian 'Cukup'. Dan saya sudah cukup puas dengan nilai itu, karena, memang segitulah kemampuan saya.

Saya pernah diajari oleh guru yang sangat menjunjung tinggi sistem pendidikan yg bersifat hafalan. Sehingga, jika pada saat diberikan tugas/ulangan ada kata" yg tidak sama persis di buku akan disalahkan. Saat ulangan di pelajarannya, saya hanya mengingat garis besar jawabannya. Jadi, saya mengarang jawabannya. Tp, intinya ituh tetep sama. Hasilnya, jawaban saya dicoret dengan silang besar berwarna merah. Kesal sih... Tapi, mau diapakan lagi? Sistem itu sudah sangat membudidaya.

Saya, mewakili orang" yang merasa-sulit-sekali-menghapal merasa tidak adil dengan sistem seperti ini. Kami, tidak menuntut untuk mengganti sistem menghapal menjadi sistem berfikir. Karena, jika begitu, orang" yang mudah menghapal akan merasa tidak adil. Jadi, ambil jalan tengahnya aja 50:50. Karena, sistem menghapal juga dibutuhkan. Alangkah baeknya jika imbang bukan??

Semoga, orang" yang berwenang dalam mengatur sistem pendidikan ditakdirkan untuk membaca blog ini. Dan akan mempertimbangkan pemikiran saya-sebagai-orang-yang-sulit-menghapal.

Amiiin!

Ps: kasih koment yah, cp tau ada yg senasib ma aq..



This Mix is designed by sukkiang